Rabu, 15 Februari 2012

Sorry, and believe me



Tittle          : Sorry, and believe me
Author       : Go Eunmi
Cast          : Lee Taemin, Go Eunmi, Lee Ji Yoo
Genre        : Romance
Length       : Oneshot
Rating        : PG

Annyeong :D . Aku come back dengan ff keduaku. FF ini masih kaya ff pertamaku lengthnya Oneshot yang judulnya faithful love. Tapi ff ini dibikin dengan pembelajaran dulu ke gunung salak*haha lebay. Tapi kayanya perguruanku belum sempurna ff ini pasti masih jelek, ceritanya masih monoton. ya udah buat readers jangan lupa coment yah karena coment dari readers sangat sangat sangat penting. :D. oke deh happy reading....



Eunmi POV
“Lepaskan aku Taemin-ah! aku tidak mau melihatmu lagi!” bentaku pada namja keparat itu di tengah keramaian kota. Aku menepis tangan Taemin yang sedari tadi memegangi tanganku dengan erat.
“Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau memaafkanku.” Ucapnya semakin mengeratkan genggamannya.
“Kau ini keras kepala sekali!” aku berusaha menepis tangannya lagi kini dengan lebih kuat. Aku memegangi pergelangan tanganku saat taemin melepaskan genggamannya. Seketika aku pergi dari hadapannya.
“Justru karena aku keras kepala aku tidak akan berhenti mengejarmu dan meminta maaf padamu.” Taemin mengikutiku dari belakang dan menjajarkan langkahnya denganku.
“Kalau begitu minta maaflah sampai kau bosan.” Jawabku tanpa berpaling ke arahnya.
“Taksi.” Aku memberhentikan sebuah taksi yang melaju tak jauh dari hadapanku. Aku langsung menaiki taksi itu kemudian pergi tanpa mempedulikan perkataan Taemin.
“Eunmi-yah aku akan mendapatkan maafmu!” terdengar teriakan Taemin dari belakang taksi yang kutumpangi.
Ini kali ke limanya Taemin meminta maaf padaku saat dia berselingkuh 3jam yang lalu. Rasa kesal, sesak, sakit masih menumpuk di hatiku. Begitu teganya dia bermesraan dengan seorang yeoja dihadapanku. Apa dia tidak tahu betapa kecewanya aku, betapa terlukanya aku saat tangannya menyentuh yeoja lain yang seharusnya tidak dia sentuh. Apa dia tidak punya otak atau dia lupa bahwa dia masih memiliki seorang kekasih yang pasti akan marah melihat namjachingunya bersama perempuan lain. Tapi dia malah beraninya bermesraan dengan yeoja itu. Ingin rasanya aku melemparnya dari atas gedung SM  jika aku tidak ingat bahwa dia masih namjachinguku.
***
3 jam yang lalu aku memergoki Taemin sedang bersama seorang yeoja di sebuah toko pakaian. Aku melihat seorang yeoja sedang meminta pendapat pada Taemin tentang baju yang sedang ia coba. Taemin menanggapinya dengan serius dan sangat jelas dia berkata ‘neomu yeppo’ tak ketinggalan diapun mengelus-ngelus rambutnya yang panjang ikal itu dengan lembut. Sesaat kemudian aku naik darah. Amarahku menjalar sampai ke ubun-ubun.
“Taemin-ah apa yang sedang kau lakukan dengan yeoja itu. “ ucapku dalam hati dan aku mengepalkan tanganku. Aku masih memperhatikan mereka. Kemudian mereka pergi dari toko itu dan Taemin menggandeng tangan yeoja itu dengan mesra. Aku sudah tidak tahan lagi. Akupun segera menghampiri mereka.
“Taemin-ah apa yang kau lakukan?!!” teriakku saat dia keluar dari toko tersebut. Kemudian Taemin dan yeoja yang sedang digandeng tangannya oleh Taeminpun menoleh ke belakang ke arahku.
“Eunmi-yah sedang apa kau disini?” aku melihat raut wajah Taemin yang kaget dan mulai memucat.
“Seharusnya aku yang bertanya padamu apa yang sedang kau lakukan dengan yeoja ini dan menggandeng tangannya?!” Jawabku dengan menunjuk ke arah yeoja tersebut dengan raut wajahnya yang kebingungan. Kemudian Taemin melepaskan tangannya dari yeoja itu.
“Eh..aku se..sedang..”
“Ah sudahlah. Kau sudah ketangkap basah berselingkuh dariku.”
“Eunmi-yah maafkan aku. Aku..” kata-kata Taemin terputus saat aku mendaratkan tanganku dipipi kirinya. Taemin memegangi pipinya yang memerah karena tamparanku.
“Eunmi-yah mianhae. Bisa aku jelaskan.” Katanya sambil memegang tanganku.
“Apa yang akan kau jelaskan? Kau akan menjelaskan bagaimana rasanya membelai rambut yeoja ini dan memegang tangannya dengan mesra hah?” bentakku padanya.
“Anni. Kau jangan marah dulu. Dengarkan aku dulu Eunmi-yah.” Ucapnya memohon padaku.
“Taemin-ah mengapa kau tak bilang kau sudah punya yeojachingu?” Tanya yeoja tersebut ditengah-tengah pertengkaran kami. “Jika aku tahu aku tidak akan mengajakmu pergi. Kalau begitu urus saja dulu urusanmu dengan gadismu ini. Setelah itu temui aku.” Lanjut yeoja itu dengan lembut kemudian berlalu dari hadapan kami.
Sontak aku kaget dengan kata-kata yeoja itu yang mengatakan ‘Kalau begitu urus saja dulu urusanmu dengan gadismu ini. Setelah itu temui aku.’ Jelas sudah bahwa yeoja ini selingkuhan Taemin. Aku semakin kesal dan pergi dari hadapan Taemin.
“Eunmi-yah tunggu, aku minta maaf!” taemin mengejarku.
“Lebih baik kau temui saja selingkuhanmu itu.”
“Eunmi-yah tolong dengarkan aku. Maafkan aku Eunmi-yah maafkan aku!” ucapnya yang sudah berada dihadapanku.
“Shireo! minggir kau!” bentakku dan mendorong tubuh Taemin.
Dia terus mengejarku sampai akhirnya aku bisa lolos dengan taksi ini. Kejadian tadi masih saja menyelinap di fikiranku. Aku menyandarkan kepalaku ke kaca taksi ini. Sesaat kemudian kaca taksi ini basah pipiku apalagi.
***
“Jagiyah, “ sapa seseorang membuyarkan lamunanku. Suara yang sangat aku kenal. Aku menengadahkan wajahku kearah suara itu. Hhh Taemin. Kemudian aku menundukan kepalaku lagi tanpa menggubrisnya.
“Jagiyah sampai kapan kau akan mendiamiku?” tanyanya dan duduk di hadapanku.
“Sampai aku bosan.” Jawabku tanpa melihat ke arahnya.
“Kau sudah memaafkanku?” tanyanya lagi dan kini mendekatkan wajahnya kewajahku.
“Kau fikir dengan perselingkuhanmu kemarin aku begitu saja memaafkanmu? Itu tidak mungkin Taemin-ah!” jawabku tegas padanya.
“Kalau begitu apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanmu?”
“Kau ingin tahu?” tanyaku serius padanya.
“Mmmm” dia mengangguk.
“Pergi dari hadapanku dan jangan pernah coba-coba menemuiku lagi!” jawabku dengan memberi penekanan pada setiap kata. Kemudian aku pergi dari hadapannya.
“Tunggu jagiyah.” Taemin menghentikan langkahku.
“Apa maksudmu? Kau memutuskan hubungan kita?” tanyanya dengan tatapan nanar.
“Bukan aku yang memutuskan tapi kau yang sudah memutuskan hubungan kita.”
“Jagiyah kau jangan seperti anak kecil. Tolong maafkan aku dan dengarkan penjelasanku.”
“Sudahlah Taemin-ah aku lelah beradu argumentasi denganmu, dan satu lagi jangan panggil aku dengan sebutan ‘jagi’ sakit telingaku mendengarnya,” Bentakku pada Taemin “Lebih baik sekarang kita instropeksi diri masing-masing.” Kemudian aku berlalu meninggalkan Taemin yang mematung di hadapanku.
***
Namja ini memang menyebalkan. Ada sedikit rasa penyesalan atas perkataanku tadi padanya. Bagaimana jika dia tidak akan menemuiku lagi, bagaimana jika dia benar-benar meninggalkanku. Kenapa aku tidak dengarkan dulu penjelasannya. Sepertinya dia serius meminta maaf padaku. Tapi, aku tidak terima Taemin menyelingkuhiku. Tapi sudahlah jika dia memang benar-benar serius denganku dia pasti akan kembali. Aku berusaha untuk tidak memikirkannya membuang rasa penyesalanku jauh-jauh.

Ini sudah 1 minggu Taemin tidak menghubungiku. Hanya sesekali dia menghubungiku sekedar mengingatkanku makan dan mengucapkan selamat tidur tapi aku tidak berniat untuk membalasnya. Diapun tidak pernah menemuiku di kampus lagi. Berbagai macam pikiran buruk melayang-layang di otakku. Laki-laki brengsek itu memang benar-benar membuatku kesal.

Ah, aku sudah tidak tahan lagi. Aku merindukannya, aku merindukan sosok Taemin. Tapi aku tidak mau menemuinya. Aku akan tetap dengan pendirianku untuk mendiamkannya dan menahan rasa rindu ini yang teramat sakit.

Ketika ku jatuh dalam cinta
Dan semakin jatuh kedalam jurang keindahan
Disaat itulah aku harus mampu melepas cinta itu
Sesuatu yang telah di genggam kini harus lepas
Dan akhirnya semua itu pergi juga
Lantas kau hadiahkan aku rindu
Hadiahkan aku hilang
Hadiahkan aku sepi
Dan hadiahkan aku buntu
Hadiahmu membuatku puas
Aku memangis penuh lega
***
Sore ini aku sengaja datang ke café tempat biasa aku bertemu dengan Taemin. Biasanya jam segini Taemin selalu ada disini bersama teman-temannya. Aku duduk di sudut dekat pintu masuk. Disini aku bisa melihat keluar jendela café ini. Aku berharap aku bisa bertemu dengan Taemin disini.
“Eunmi-yah, sedang apa kau disini?” tiba-tiba seseorang yang sepertinya namja menghampiriku.
‘Taemin-ah itu benar kau. Taemin-ah aku merindukanmu. Neomu bogoshipo. Aku ingin memelukmu, tapi aku tak bisa.’ Aku menatap namja yang tak lain dan tak bukan iyalah Taemin berdiri di hadapanku. Tetapi aku langsung memalingkan wajahku. Sakit sekali rasanya dalam keadaan seperti ini.
“Eunmi-yah apa kau kesini ingin menemuiku?” Tanya Taemin yang sudah duduk di depanku dengan lembut.
“Anni.” Jawabku singkat.
“Aku merindukanmu.” Kalimat yang barusan Taemin katakan seakan menyilet kerongkonganku. Aku menahan air mataku agar tidak tumpah di hadapannya
‘aku juga merindukanmu Taemin.’ lirihku dalam hati.
“Eunmi-yah apa kau baik-baik saja?” Taemin memegang tanganku tapi dengan terpaksa aku melepaskannya.
“Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja.” Jawabku ketus.
“Tapi aku tidak melihat kau baik-baik saja. Raut wajahmu mengatakan bahwa kau juga merindukanku.” Ucap Taemin dengan memandangiku.
Itu benar Taemin aku sedang tidak baik-baik saja dan aku memang merindukanmu bahkan sangat merindukanmu. Tapi aku belum bisa memaafkanmu atas pengkhianatanmu beberapa hari yang lalu padaku.
Aku masih diam membatu tak menjawab perkataan Taemin. Yang ingin aku lakukan sekarang iyalah memeluknya melepas rindu yang  sudah menumpuk dihatiku.
“Eunmi-yah..” panggilnya dengan lembut.
“Mwo?” jawabku malas.
“Apa kau kesini untuk menemuiku?” pertanyaan yang sama di lontarkannya lagi padaku.
IYA TAEMIN IYA! AKU KESINI UNTUK MENEMUIMU. UNTUK BICARA PADAMU. AKU MERINDUKANMU DAN AKU INGIN MEMELUKMU SAAT INI JUGA! Ingin rasanya aku meneriaki kalimat itu di depan wajahnya. Tapi lidah ini tertahan oleh kegengsian.
“Aku kesini hanya untuk sekedar minum kopi.” Aku berbohong padanya.
“Kalau begitu kau punya banyak waktu untuk mendengarkanku menjelaskan apa yang terjadi.”
Aku hanya meliriknya sebentar kemudian memalingkan wajahku lagi.
“yeoja itu adalah sepupuku. Waktu itu dia memintaku untuk menemaninya berbelanja. Jadi dia bukan selingkuhanku. Aku tidak berselingkuh darimu bahkan memikirkannya saja tidak pernah. Soal aku memegang rambutnya aku hanya berusaha merapikannya dan soal aku menggandeng tangannya itu karena aku membantunya agar tidak terjatuh saat menuruni tangga.” Jelas Taemin yang membuatku tertarik oleh kata-katanya. Kemudian aku melihatnya, melihat sorot matanya. Ingin aku mempercayai kata-katanya itu tapi aku tidak bisa. Rasanya alasannya itu tidak bisa aku terima.
Aku diam membisu memandangi Taemin kemudian menatap ke jendela lagi.
“Ayolah Eunmi-yah kau harus percaya padaku.” Taemin memohon padaku.
“Tidak ada alasan yang membuat aku harus percaya padamu.” akhirnya aku membuka mulutku.
“Bahkan rasa sayangmu tidak menjadi alasan untuk mempercayaiku?”
Tidak ada jawaban dariku.
“Besok aku akan pergi.” Lanjutnya menggantungkan kalimatnya.
Aku langsung menoleh kearahnya. ‘pergi? Pergi kemana? Jangan bilang kau akan meninggalkanku selamanya.’
“Kalau kau mau pergi ya pergi saja, buat apa bilang-bilang padaku. aku tidak peduli.” Jawabku lagi-lagi berbohong padanya.
“Aku hanya memberitahumu barangkali besok kau akan mencariku. Bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa aku harus bilang dulu padamu jika aku mau pergi.” Jawabnya dengan nada yang lemas.
‘katakan Taemin kemana kau akan pergi.’ Gerutuku dalam hari.
“Aku tidak akan mencarimu. Dan tidak usah kau laporkan padaku apa yang akan kau kerjakan.” Aku berdiri dari kursiku bermaksud ingin pergi dari café ini.
“Mau kemana kau?” Tanya Taemin yang juga ikut berdiri.
“Pulang.”
“Bukankah kau kesini untuk meminum kopi? Sedangkan kau belum memesannya.”
“Aku jadi tidak nafsu minum kopi karena melihatmu.” Jawabku langsung meninggalkan Taemin.
“Jika kau jadi tidak nafsu karena melihatku, kenapa kau pergi ke café yang ada aku di dalamnya?” perkataan Taemin seakan menyindirku. Tapi aku tidak menghiraukannya dan berlalu keluar dari café itu.
***
Taemin POV
Aku hanya bisa memandanginya pergi dari café ini. Kau berbohong Eunmi, aku tahu kau sedang berbohong. Aku tahu maksudmu kesini untuk menemuiku bukan sekedar minum kopi. Aku tahu kau pura-pura tidak merindukanku padahal kau sangat merindukanku. Aku tahu kau pura-pura tidak peduli saat aku bilang aku akan pergi. Itu semua sangat tergambar jelas di raut wajahmu yang lugu.
***
“Taemin-ah bagaimana dengan yeojachingumu? Apa dia sudah memaafkanmu?” Tanya Lee ji yoo saat aku menyandarkan badanku ke sofa rumahku.
“Dia belum memaafkanku.” Jawabku tanpa melihat kearahnya mengganti-ganti chanel tv.
“Mianhe Taemin-ah gara-gara aku hubunganmu dengan kekasihmu jadi berantakan.” Ucapnya menyesal padaku.
“Gwaenchana. Ini bukan salahmu.” Kini aku melihat ke arahnya dan menepuk-nepuk punggungnya.
“Apa kau sudah jelaskan statusku padanya?” tanyanya lagi. aku hanya menganggukan kepalaku. Rasanya malas sekali harus membicarakan ini. Tapi dia pasti tidak akan berhenti bicara sebelum aku menjawabnya.
“Lalu? Dia percaya?” tanyanya lagi.
“Kalau dia percaya tampangku tidak akan sekusut ini.” Jawabku.
“Kalau begitu biar aku saja yang menjelaskannya.” Ucapnya bersemangat.
“Tidak perlu. Nanti hanya memperkeruh suasana saja. Biar aku sendiri yang menjelaskan dia harus percaya padaku bukan orang lain.”
***
Eunmi POV
Aku mengitari sudut kota bermaksud menghilangkan penat di kepalaku. Aku berjalan-jalan di taman kota sendirian.
“itu kan, yeoja selingkuhannya Taemin. Tapi dia bersama namja lain bukan bersama Taemin.” Aku melihat yeoja selingkuhan Taemin sedang berjalan berdua bersama seorang namja yang tidak aku kenal.
Dia mendekat. Semoga dia tidak mengenalku. Aku berjalan dan berpapasan dengannya. Aku melihatnya dengan ujung mataku. Ah dia tidak mengenalku.
“Ya! Kau.” Teriak seseorang dibelakangku.
Ah orang itu bukan memanggilku. Akupun melanjukan langkahku.
“Hey, tunggu!” Seseorang memegang pundakku. Akupun tersentak dan membalikan badanku.
Yeoja ini? Mau apa dia?
“Kau, bukannya kau yeojachingunya Taemin kan?” Tanya yeoja itu. Aku menatapnya heran. Ternyata dia mengingatku.
“Perkenalkan Lee ji yoon imnida, dan ini namja chinguku Myung soo.” Ucapnya memperkenalkan dirinya.
“Ah, ne. Go Eunmi imnida.” Aku membungkukan badanku pelan.
“Soal waktu itu, aku minta maaf. Kau sudah salah paham dengan Taemin. Aku bukan selingkuhannya. Aku hanya sepupunya. Lagi pula aku sudah punya kekasih.” Jelasnya.
Ah jadi benar yeoja ini sepupunya. Babo! Mengapa kau tidak percaya dengan namja chingumu sendiri.
“Jadi.. kau bukan..”
“Iya aku bukan selingkuhannya.” Ucapnya memotong perkataanku.
“Mengapa kau disini sendirian? Kau tidak mengantarkan Taemin ke bandara?” tanyanya yang cukup mengejutkanku.
“Bandara? Memangnya dia mau kemana?” tanyaku heran.
“Apa dia tidak bilang padamu bahwa dia mau pergi?”
Aku menggelengkan kepalaku kebingungan. Tapi seketika aku ingat obrolan kami kemarin. Dia bilang bahwa dia mau pergi tapi tidak bilang pergi kemana.
“Pergi kemana?” tanyaku cemas.
“Dia pergi ke Australia. Dia bilang dia akan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama.” Jelasnya yang berhasil membuatku tercengang.
“Australia?” kataku kaget membelalakan mataku.
“Sekarang dia dimana?” tanyaku semakin cemas.
Lee ji yoo melihat jam di tangannya. “Mungkin dia sekarang sudah di bandara. Karena satu jam lagi pesawatnya akan berangkat.”
“Satu jam lagi? kalau begitu kamsahamnida sudah memberitahuku.” Aku pun langsung mengambil langkah seribu untuk menyusul Taemin ke bandara.
***
Taemin aku mohon jangan pergi dulu. Aku memaafkanmu Taemin. Aku sudah memaafkanmu. Ya Tuhan semoga masih sempat.
Aku menggoyang-goyangkan kakiku panik yang duduk di dalam taksi.
“Ajussi, tolong cepat sedikit.” Ucapku dengan suara bergetar. Air mataku pun mulai runtuh. Aku takut tidak bisa bertemu dengan Taemin lagi.
Ya Tuhan aku mohon beri aku waktu untuk bertemu Taemin walau hanya sebentar. Taksiku sudah melaju 15 menit.
Ya tuhan beri aku waktu walau satu setengah jam untuk bertemu dengannya.
Waktu mulai bergulir dengan cepat tapi aku belum juga sampai ke bandara.
10 menit lagi pesawat Taemin berangkat. Akupun semakin cemas.
Tuhan aku mohon satu menit saja, itu tidak-apa-apa hanya untuk bertemu dengannya.
Lebih dari satu jam tapi aku belum sampai juga.
Air mataku terus mengalir kini lebih deras. Tuhan apa sudah tidak ada waktu lagi untukku?
***
Akhirnya aku sampai di bandara. Aku langsung keluar dari taksi dan kemudian aku berlari mencari Taemin berharap masih ada waktu walau satu detik.
Aku  mencarinya keseluruh bandara. Tapi tidak ada sosok Taemin. Pasti Taemin sudah pergi. Ini salahku. Dasar babo! Aku mengacak-ngacak rambutku kesal.
Akhirnya aku menyerah untuk mencari Taemin. Aku pun berjalan dengan lesu meninggalkan bandara.
Tiba-tiba ada yang memegang tanganku dan menariknya. Sontak badanku terhuyung kebelakang dan seseorang mendekapku dalam pelukannya. Aku merasakan dekapan yang hangat. Dekapan yang pernah aku rasakan.
Sesaat kemudian aku tersadar dan melepaskan pelukan seseorang yang tidak aku kenal.
“Taemin-ah.” Aku terperanjat kaget melihat siapa sosok yang memelukku barusan.
Air mataku pun mengalir deras. Aku tidak dapat menahannya lagi. Seakan mimpi tapi ini nyata.
Aku memeluknya kembali. Memeluknya dengan erat. Diapun membalasnya dengan penuh kasih sayang. Ini yang ingin aku rasakan selama satu minggu yang lalu. Memelukmu.
“Taemin-ah, kau tidak jadi pergi ke Australia?” tanyaku saat aku melepaskan pelukanku.
Taemin memegang kedua pipiku dan menyeka air mataku.
“Austrlia?” jawabnya dengan wajah yang kebingungan.
“Lee ji yoo bilang kau akan pergi ke Australia. Tadi aku bertemu dengannya di taman dan dia sudah menjelaskannya padaku.” jawabku masih terisak tangis.
“hahahaha..” Taemin malah membalasku dengan tawanya yang renyah.
“Ya! Taemin-ah mengapa kau tertawa?!” Ucapku mengerutkan keningku.
“Kau pasti sudah ditipu oleh Ji yoo. Aku tidak pergi ke Australia. Dan tidak akan pergi kesana. Buat apa aku pergi jauh jika masih ada kau disini.” Jelasnya padaku yang membuat aku malu.
“Ji yoo menipuku?” tanyaku heran. “Lalu sedang apa kau disini jika kau tidak pergi ke Australia?” tanyaku lagi.
“Aku disini sedang menjemput bibiku yang pulang dari Australia,” Jelasnya padaku “Jadi bukan aku yang akan ke Australia. Hahaha. Kau ini lugu sekali. Bisa-bisanya kau tertipu olehnya.” Lanjutnya yang masih menertawakanku.
“Ya! Berhenti menertawakanku. Lagipula mana kutahu dia sedang menipuku. Dan kemarin kau kan juga bilang kalau kau akan pergi.”
“Mmmm jadi kau kesini bermaksud untuk mencegahku pergi? jadi kau takut aku pergi? Kau bilang kau tidak peduli dan tidak akan mencariku.” Taemin berusaha menggodaku mengangkat satu alisnya ke atas. Aku mengerucutkan bibirku.
“Jadi kau sudah memaafkanku?” tanyanya tersenyum padaku.
Aku menganggukan kepalaku yakin dan tersenyum manis padanya. Taeminpun mendekapku dalam pelukanya.
“Seharusnya tadi aku membiarkanmu mencariku sampai gila. Hahaha” Taemin menggodaku disela-sela pelukan kami.
“Ya! Kau ini.” Aku melepaskan pelukanku dan mencubit perut Taemin kesal.
“Auww..appha” Taemin meringis mengusap-ngusap perutnya yang kesakitan.
“Hahaha rasakan!.” Tawaku meledeknya. Taeminpun langsung menarikku lagi dalam peluknya kini pelukannya terasa lebih nyaman.
“Saranghae.”  Bisiknya di telingaku dan mencium ujung kepalaku.
“Nado saranghae.” 


aarraaghh*jerit-jerit. gimana? gimana? pasti jelek kan? iyakan? *nundukin kepala.
Tapi walaubagaimanapun keadaan ff ini tetep harus dan kudu coment yah*maksa.
Gomawo :D